Persiapan Kunjungan ke Australia
Pak Pungky dan
saya mendapat tugas untuk melakukan kunjungan study banding ke Melbourne,
Australia. Penunjukan kami agak mepet, walaupun kunjungan itu sudah direncanakan sejak Rapat kerja di
bulan Juni 2015. Kami ditunjuk sebagai utusan Sekolah Alam Cikeas yang
berangkat ke Melbourne pada tanggal 5 April 2016, untuk berangkat tanggal 5 Mei
2016. Bagi saya hal ini tidak masalah karena kebetulan passport saya sudah
siap. Namun tidak demikian dengan Pak Pungky. Pak Pungky belum punya passport.
Waktu Pak Pungky mengurus passport ke kantor imigrasi Bogor, dokumennya
ditolak, karena belum punya E-KTP, sehingga Pak Pungky harus mengurus E-KTP
dulu. Setelah E-KTP selesai, barulah Pak Pungky bisa lanjut mengurus passport.
Butuh waktu hampir
satu bulan untuk mengurus E-KTP dan Passport Pak Pungky. Sehingga kunjungan
harus ditunda ke tanggal 20 Mei 2016. Kami putuskan itu waktu yang tepat karena
Pak Pungky harus hadir pada Ujian Nasional SD yang berlangsung tanggal 16 Mei
2016.
Setelah
Passport Pak Pungky selesai, kami harus menunggu surat undangan dari sekolah
yang akan kami kunjungi, St. Lawrence Primary School dan Ibu Siti Karjati,
teman kami orang Indonesia yang tinggal di Melbourne yang juga bekerja sebagai
Language assistance di St Lawrence Primary School tersebut. Sambil menunggu,
kami mempersiapkan dokumen yang diperlukan untuk mengurus visa, yaitu :
·
Men-download
aplikasi visa dari web immigrasi Australia yaitu www.immi.gov.au lalu mengisinya dengan
tulisan tangan.
·
Foto kopi passport dan aslinya.
·
Foto kopi KTP.
·
Foto kopi kartu keluarga.
·
Foto kopi akte kelahiran.
·
Foto kopi surat nikah.
·
Foto kopi NPWP.
·
Surat izin dari suami/istri.
·
Surat sponsor dari Yayasan Bhakti Suratto,
yayasan yang menaungi Sekolah Alam Cikeas, yang menjelaskan kami benar karyawan
Yayasan Bhakti Suratto dan memastikan akan kembali bekerja, tidak menetap di
Australia.
·
Foto kopi rekening koran milik Yayasan Bhakti
Suratto yang membiayai perjalanan kami dan surat jaminan dari Bank bahwa
Yayasan Bhakti Suratto adalah nasabah yang dapat dipercaya.
Setelah kami tunggu kurang lebih
satu minggu, Ms. Elissa Gauld, relasi kami di St Lawrence Primary School belum
juga mengirimkan surat undangan yang sangat kami harapkan itu. Syukurlah Ibu
Siti Karjati atau yang biasa kami panggil Bu Etty, sudah mengirimkan surat
undangannya. Surat itu berisi data nama, alamat, dan status Ibu Etty sebagai
Permanen Residen di Melbourne, serta nomor passport kami dan tanggal
keberangkatan dan kepulangan kami dari Melbourne. Akhirnya kami putuskan untuk maju mengurus
Visa ke Australia dengan berbekal surat undangan dari Bu Etty.
Kami mengurus visa Australia
tidak langsung ke kantor imigrasi Australia, tapi ke kantor Australia Visa Application Center (AVAC),
suatu lembaga yang mewakili kedutaan Australia untuk menerima pengajuan visa
dari warga negara lain di Jalan. Prof.
Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan. Jenis visa yang kami ajukan adalah visa
Turis Australia Sub Class 600. Kami membayar biaya Visa Rp 1.600.000 perorang.
Petugas AVAC memberitahu kami bahwa VISA akan selesai dalam waktu 14 hari
kerja. Kami cukup dag dig dug juga, karena kami sudah menjadwalkan
keberangkatan tanggal 20 Mei, sedangkan bila visa diterima setelah 14 hari
kerja, berarti tanggal 26 Mei. Untung saja kami belum membeli tiket, karena
untuk mendapatkan visa Australia memang tidak diwajibkan melampirkan tiket.
Saya putuskan untuk membeli tiket setelah visa kami terima.
Seminggu setelah pengajuan visa,
kami mendapat email dari kedutaan besar Australia bahwa permohonan visa kami
dikabulkan dan kami diberi izin tinggal selama 3 bulan. Kami sangat lega,
karena artinya kami bisa berangkat sesuai jadwal yaitu tanggal 20 Mei 2016.
Saya langsung membeli tiket online melalui Traveloka. Untuk berangkat saya
pilih penerbangan dengan Jetstar transit di Singapura dan kepulangan
penerbangan langsung dengan Garuda. Kami berencana tinggal di Melbourne selama
satu minggu. Tanggal kepulangan kami tanggal 28 Mei 2016. Ibu Bu Etty menyarankan
kami merasakan suasana semua hari atau 7 hari di Melbourne.
Akhirnya hari keberangkatan kami
pun tiba. Kami sudah mempersiapkan uang Australia Dollar untuk biaya akomodasi
dan US dollar sebagai cadangan. Kami juga sudah mempersiapkan jaket tebal dan
baju dalam penghangat badan karena di akhir Mei, walaupun masih musim gugur,
namun cuaca di Melbourne sudah dingin karena sudah mendekati musim dingin. Kami
juga mempersiapkan oleh-oleh untuk Ibu Etty dan sekolah yang akan kami kunjungi
yaitu berupa patung kayu Tugu Bumi Kaleng yang berdiri di gerbang Sekolah Alam
Cikeas, profil Sekolah Alam Cikeas, kamus Bahasa Indonesia, buku-buku karya
siswa, taplak meja batik dan gantungan kunci Sekolah Alam Cikeas.
Keren blognya. saran aja buat temen2 yg mau ke melb pakai jasa tour guide lokal ini
ReplyDeletehttp://tourkotamelbourne.blogspot.com.au/
orangnya asik, masih banyak yang belum tau.